KOMENTAR TV Manado – Notaris Naftali Kristian Poae adalah sosok yang paling kontroversial beberapa bulan terakhir. Hal itu terlihat pengakuannya dalam postingan di beberapa media online nasional.
Diketahui Poae Mulai dari menyerang Secara sembrono Manajemen Bank SulutGo (BSG), hingga mengobral data bank tanpa izin, bahkan menggondol data yang sejatinya bagian dari kerjaannya sebagai notaris BSG di periode sebelumnya.
Menurut pengamat Sosial Sulut Ketua DPD PAMI Perjuangan Jeffrey Sorongan mengatakan, pentingnya rasa syukur dan tidak lupa budi kebaikan yang telah diberikan.
”Itu soal moralitas orangnya. Filosofi itu benar. Tapi aplikasinya tergantung orangnya tahu diri atau tidak,” ungkap Sorongan.
Pembeberan publik dari Oknum diduga Kristian Poae membuat segelintir orang mulai dari medsos dan grup WhatsApp Jefry Sorongan memandang Poae sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih.
Ada Filosofi mengatakan “jangan meludahi sumur yang kamu minum airnya” artinya adalah jangan menjelek-jelekkan atau mencela tempat atau orang yang memberikan manfaat atau kebaikan padamu. Peribahasa ini sama sekali sesuatu yang tidak kena di benak Poae.
Tambah Jefry Sorongan saat dikonfirmasi awak media menjelaskan, Padahal fakta hari ini, bukan cuma Poae yang pernah cari makan di BSG. Keluarganya juga mencari makan di BSG. Sangat istri bekerja di BSG Calaca Manado. Cara Poae yang mempermalukan BSG di media sosial dan media masa membuat pembaca seolah-olah yakin dengan datanya yang maha benar.
Pasalnya dikatakan Jefrey jika ditelusuri secara obyektif dan mendalam, Poae sebenar menyembunyikan bahkan hal mengenai dirinya dan kinerjanya di BSG sewaktu menjadi notaris. Seandainya Poae tahu diri dan jujur terhadap media, maka publik juga akan paham situasi awal bagaimana Poae memaksa BSG menanggung beban rumah sakit salah satu anggota keluarga, pembaca akan tahu bagaimana Poae memiliki kredit macet Rp1 miliar, para pemegang saham akan mengerti tuntutan honorarium Rp1,7 miliar sebuah utopia karena tidak ada dalam daftar tagihan BSG.
Pun masyarakat juga akan paham, indikasi korupsi yang disembur Poae cuma data dangkal yang sulit dibuktikan secara administrasi. Sayangnya Poae tidak terbuka terhadap media dan lebih sering menghujat BSG. Tutup DPD PAMI Perjuangan Jeffrey Sorongan ( Red )